Apa
itu Briket Sampah?
Briket
tentu sudah tidak asing bagi kita, briket adalah bahan bakar padat yang menjadi
bahan bakar alternative penggati minyak tanah. Sekarang bahan untuk membuat
briket tidak hanya dari batu bara saja. Sampah organik pun juga bisa
dimanafatkan.
Sampah
semakin hari semakin melimpah dan menjadi masalah. Pengelolaan sampah yang
tepat dapt menghasilkan produk daur ulang sampah berupa briket sampah. Disebut
briket sampah, selain mengacu pada bahan baku yang berasal dari sampah organik
seperi dedaunan, kulit kelapa, ranting-ranting tumbuhan kecil, sisa gergajian
dan lain sebagainya, juga untuk membedakan dengan briket batu bara yang sudah
ada dikenal masyarakat sebelumnya. Briket sampah selain sebagai alternatif
memperpanjang umur sampah juga dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli
minyak tanah atau gas elpiji.
Dengan
memanfaatkan serbuk gergaji sebagi bahan pembuatan riket arang maka akan
meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran
udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hany dibakar begitu saja.
Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan
briket sampah ini dikelola dengan baik untuk selanjutnya briket sampah dijual.
Karakteristik
Briket
1. Bahan
bakar padat memiliki spsifikasi dasar antara lain sebagai berikut:
a. Nilai
kalor
Nilai
kalor bahan bakar padat terdiri dari GHV (gross heating value/ nilai kalor
atas) dan NHV (net heating value/ nilai kalor bawah). Nilai kalor bahan bakar
adalah jumlah panas yang dihasilkan atau ditimbukan oleh suatu gram bahan bakar
tersebut dengan meningkatnya teperatur 1gr air dari 3,5ºC0 – 4,5ºC, dengan
satuan kalori. Makin tinggi berat jenis bahan bakar, makin rendah nilai kalor
yang diperolehnya. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut
kalorimeter bom (Bomb Calorimeter).
b. Kadar
air (Moisture)
Kandungan
air dalam bahan bakar, air yang terkandung dalam kayu atau produk kayu
dinyatakan sebagai kadar air.
c. Kadar
Abu (Ash)
Abu
atau disebut dengan bahan mineral yang terkandung dalam bahan bakar padat yang
merupakan bahan yang tidak dapat terbakar setelah proses pembakaran. Abu adalah
bahan yang tersisa apabila bahan bakar padat (kayu) dipanaskan hingga berat
konstan.
d. Volatile
matter (zat-zat yang mudah menguap)
Volatile
metter merupakan salah satu karakteristik yang terkandung dari suatu biobriket.
Semakin banyak kandungan volatile matter pada biobriket maka semakin mudah
biobriket untuk terbakarr dan menyala, sehingga laju pembakaran semakin cepat.
e. Fixed
Carbon (FC)
Kandungan
fixed carbon yaitu komponen yang bila terbakar tidak membentuk gas yaitu KT
(karbon tetap) atau disebut FC (ixed carbon), atau bisa juga disebut kandungan
karbon tetap yang terdapat pada bahan bakar padat yang berupa arang (char)
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi karakteristik briket.
a. Laju
pembakaran
Laju
pembakaran biobriket paling cepat adalah pada komposisi biomassa yang memiliki
kandungan volatile matter. Semakin banyak kandungan volatile matter suatu
biobriket maka semakin mudah biobriket tersebut terbakar, sehingga laju
pembakaran semakin cepat.
b. Kandungan
nilai karbon
Kandngan
nilai karbon yang tinggi pada suatu briket saat terjadinya proses pebakaran
briobriket akan mempengaruhi pencapaian temperatur yang tinggi pada biobriket,
namun pencapaian suhu optimumnya cukup lama.
c. Berat
Jenis
Semakin
besar berat jenis bahan bakr maka laju pembakaran akan semakin lama. Dengan
demikian bibriket yang memiliki berat jenis yang besar memiliki laju pembakaran
yang ebih lama dan nilai kalor lebih tinggi dibandingkan dengan biobriet yang
memiliki berat jenis yang lebih rendah. Makin tinggi berat jenis biobriket
semakin tinggi pula nilai kalor yang diperolehnya.
Penggunaan
biobrike untuk kebutuhan sehari-hari sebaiknya dugunakan biobriket dengan
tingkat polusinya paling rendah dan pencapaian suhu maksimal paling cepat.
Dengan kata lain briket yang baik untuk keperluan rumah tangga adalah briket
yang tingkat polutannya rendah pencapaian suhu maksimalnya paling cepat dan
mudah terbakar pada saat penyalaannya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran
briket sampah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembakaran bahan bakar padat
a.
Ukuran partikel
Salah
satu yang mempengaruhi pada proses pembakaran bahan bakar padat adalah ukuran
partikel bahan bakar padat yang kecil. Dengan partikel yang lebih kecil
ukurannya, maka suatu bahan bakar padat akan lebih cepat terbakar.
b.
Kecepatan aliran udara
Laju
pembakaran biobrike akan naik dengan adanya kenaikan kecepatan aliran udara dan
jenaikan temperatur
c.
Jenis bahan bakar
Jenis
bahan bakar akan menentukan karakteristik bahan bakar. Karakter tersebut antara
lain kandungan voatile matter (zat-zat yang mudah menguap) dan kandungan
moisture (kadar air). semakin banyak kandungan volatile matter pada suatu bahan
bakar padat maka akan semakin mudah bahan pakar padat tersebut untuk terbakar
dan menyala.
d.
Temperatur udara pembakaran
Kenaikan
temperatur udara pembakaran menyebabkan smakin pendeknya waktu pembakaran.
Manfaat
Briket
Penggunaan
briket sampah sebagai bahan bakar mempunyai banyak manfaat, dinataranya adalah:
1. Menghemat
penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan arang atau bahan bakar.
2. Menghemat
pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau as elpiji.
3. Menjaga
kebersihan peralatan memasak, brike sampah tidak akan mengotori peralatan masak
ketika dipakai untuk memasak. Karena pembakaran bahan bakar ini tidak banyak
mengeluarkan asap maupun jelaga. Apinyapun cenderung stabil menyala, jelaganya
tidak hitam, tapi putih dan lebih mudah dibersihkan.
4. Merubah
sampah menjadi barang bernilai guna, misalnya serbuk gergaji sebagai bahan
pembuatan briket arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasl hutan
sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu
yang ada hanya dibakar begitu saja.
5. Meningkatkan
pendapatan masyarakta bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik
untuk selanjutnya briket arang dijual. Bahan pembuatan briket arang mudah
didapatkan disekitar kita.
Cara
Membuat Briket Sampah
Bahan
baku dan alat:
1. Dedaunan,
serasah, jerami kering, ranting-ranting, daun bambu
2. Lem
kanji secukupnya (1kg lem kanji:10kg bubuk arang)
3. Alat
cetak dari potongan bambu/ pipa PVC/ gelas aqua ukuran 5-8 cm
4. Bilah
kayu/ bambu sebakai alat tekan
5. Drum
minya atau drum bekas aspal
6. Tong
kecil/ tempayan tanah liat/ pasir sebagai alas bakar sampah
Cara
pembuatan:
1. Drum
minyak atau drum bekas aspal dilubangi bagian atas dengan diameter kurang lebih
25 cm, namun pada bagian bawah dibuat terbuka, kemudian drum minyak/ drum bekas
aspal diletakkan diatas pasir atau diatas tempayan tanah liat, hal ini bertujuan
agar udara tidak bisa masuk.
2. Setelah
drum siap, masukkan dedaunan yang telah kering, lalu siram dengan sedikit
minyak tanah dan dibakar. Api dan asap keluar dari lubang atas, menghalangi
udara atau oksigen masuk. Dari bawah tertutup pasir. Selama pembakaran,
dedaunan dimasukkan sedikit-sedikit agar pembakaran kontinyu, sambil diaduk
dengan besi atau kayu. Bila sudah terisi sekitar separuh drum, biarkan api
mengecil hingga padam, padamnya api menunjukkan bahwa daun sidah jdai arang.
3. Untuk
mengambil hasil pembakaran, gulingkan drum minyak/drum bekas aspal, kemudian
siram dengan air, agar dedaunan yang membara tidak jadi abu.
4. Sekarang
kita telah memperoleh arang. Langkah selanjutnya adalah mencampur serbuk
gergaji, koran, ampas kelapa, kuit kacang dsb.
5. Tumbuk,
agar tercampur merata. Tidak perlu terlalu halus. Maskkan adonan encer lem dari
kanji. Satu sendok kanji diberi air panas mendidih.
6. Siapkan
cetakan dan masukkan adonan edalam citakan kemudian ditekan-tekan agar briket
menjadi padat, jangan lupa untuk memberi lubang pada bagian tengah briket.
Setelah padat, cetakan dilepas dan briket dijemur selama 2 hari sampa
benar-benar kering. Setelah kering briket sampah siap digunakan.
Apabila tidak memiliki cetakan, adonan briket dapat
dikepal-kepal dengan tangan dan dijemur.
Cara
menggunakan Briket Sampah
Karena
jumlah produksi briket sampah masi terbatas, penggunaan briket sampah sebagai
bahan bakar pada rumah tangga belum banyak pemakaiannya serta masih kurangnya
pengetahuan tentang bagaimana menggunakan briket sampah tersebut. Sebenarnya,
cara menggunakan briket sampah cukup sederhana, bahkan bisa menyala pada tungku
kecil.
1. Dengan
tungku batu bata
Siapkan susunan batu bata ukuran 10 x 5x 20 cm
sebagai tungku arang, kemudian disemen dengan tanah liat atau tanah sawah. Satu
sisi bawah diberi jarak 5 cm untuk alur udara masuk tungku.
Masukkan briket arang silinder. Sebelumnya bagian
bawah dogores sebagai alur udara masuk. Bagian kosong pada tungkuarang diisi
adonan arang yang masih basah agar semua tungku terisi penuh. Ukuran lubag
tungku tengah untuk bioarang adalah 20 x20 x30 cm.
Setelah dapur briket sampah siap, segera dinyalakan
dengan memasukkan serutan bambu yang suda menyala. Agar lebih mudah menyala,
pertama siram sedikit minyak tanah. Api akan membara sepanjang saluran tengah,
tanpa asap, tidak mengotori panci, suhu sangat tinggi, efisien karena dinding
arang berfungsi sebagai isolator panas. Semua panas menuju bagian bawah panci.
Memadamkan kompor ini sangat mudah, cukup dengan
menutup saluran udara masuk di bawah dengan debu abu atau pasir, udara tidak
masuk dan atas ditutup dengan seng atau tegel. Selama proses pemadaman, panasya
dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan briket yang masih basah agar mudah untuk
menyalakannya.
2. Degan
tungku gerabah
Brike sampah diletakkan di lubang di ats tungku.
Nyalaka briket sampah dari atas. Untuk menyalakan briket sampah bisa
menggunakan secuil kertas atau kain. Satu kotak briket yang sudah terbakar
dalam waktu cepat akan menular ke kotak briket yang lainnya.
Tungku untuk ukuran rumah tangga, biasanya
menggunakan ukuran kapasitas ½ kg dan 1 kg briket. Kekuatan menyala ½ kg briket
berkisar 1,5 jam. Kapasitas tungku kecil ini bisa digunakan untuk memasak nasi,
sayur dan gorengan lauk secarabergantian.
Semakin
langka dan mahalnya minyak tana, serta tingginya harga gas elpiji, ditambha
lagi rasa takut akibat pemberitaan kasus ledakan elpiji. Salah satu solusi
pilihan alternatif bahan baar adalah briket sampah. Apapun alasannya,
menggunakan apalagi membuat sendiri briket sampah jelas lebih menguntungkan.
Selain lebih irit secara ekonomi, juga membantu mengurangi penumpukan sampah.
Ini artinya, ikut menjaga kesebrsihan lingkungan.
Briket
sampah terbuat dari limbah yang mudah diperoleh, tersedia dalam jumlah banyak
dan harga sangat murah atau malah pada beberapa sampah terebut (daun dan
ranting) bisa diperoleh secara gratis, serta pembuatannyapun relatif mudah.
bagus sekali... sangat inspiratif. tp mnungkin lebih menarik jika ditampilkan dengan gambar gambar proses pembuatannya . sukses selalu
BalasHapus