Selasa, 20 Januari 2015

BRIKET SAMPAH


Apa itu Briket Sampah?
Briket tentu sudah tidak asing bagi kita, briket adalah bahan bakar padat yang menjadi bahan bakar alternative penggati minyak tanah. Sekarang bahan untuk membuat briket tidak hanya dari batu bara saja. Sampah organik pun juga bisa dimanafatkan.
Sampah semakin hari semakin melimpah dan menjadi masalah. Pengelolaan sampah yang tepat dapt menghasilkan produk daur ulang sampah berupa briket sampah. Disebut briket sampah, selain mengacu pada bahan baku yang berasal dari sampah organik seperi dedaunan, kulit kelapa, ranting-ranting tumbuhan kecil, sisa gergajian dan lain sebagainya, juga untuk membedakan dengan briket batu bara yang sudah ada dikenal masyarakat sebelumnya. Briket sampah selain sebagai alternatif memperpanjang umur sampah juga dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji.
Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagi bahan pembuatan riket arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hany dibakar begitu saja. Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket sampah ini dikelola dengan baik untuk selanjutnya briket sampah dijual.

Karakteristik Briket
1.      Bahan bakar padat memiliki spsifikasi dasar antara lain sebagai berikut:
a.       Nilai kalor
Nilai kalor bahan bakar padat terdiri dari GHV (gross heating value/ nilai kalor atas) dan NHV (net heating value/ nilai kalor bawah). Nilai kalor bahan bakar adalah jumlah panas yang dihasilkan atau ditimbukan oleh suatu gram bahan bakar tersebut dengan meningkatnya teperatur 1gr air dari 3,5ºC0 – 4,5ºC, dengan satuan kalori. Makin tinggi berat jenis bahan bakar, makin rendah nilai kalor yang diperolehnya. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut kalorimeter bom (Bomb Calorimeter).
b.      Kadar air (Moisture)
Kandungan air dalam bahan bakar, air yang terkandung dalam kayu atau produk kayu dinyatakan sebagai kadar air.
c.       Kadar Abu (Ash)
Abu atau disebut dengan bahan mineral yang terkandung dalam bahan bakar padat yang merupakan bahan yang tidak dapat terbakar setelah proses pembakaran. Abu adalah bahan yang tersisa apabila bahan bakar padat (kayu) dipanaskan hingga berat konstan.
d.      Volatile matter (zat-zat yang mudah menguap)
Volatile metter merupakan salah satu karakteristik yang terkandung dari suatu biobriket. Semakin banyak kandungan volatile matter pada biobriket maka semakin mudah biobriket untuk terbakarr dan menyala, sehingga laju pembakaran semakin cepat.
e.       Fixed Carbon (FC)
Kandungan fixed carbon yaitu komponen yang bila terbakar tidak membentuk gas yaitu KT (karbon tetap) atau disebut FC (ixed carbon), atau bisa juga disebut kandungan karbon tetap yang terdapat pada bahan bakar padat yang berupa arang (char)

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik briket.
a.       Laju pembakaran
Laju pembakaran biobriket paling cepat adalah pada komposisi biomassa yang memiliki kandungan volatile matter. Semakin banyak kandungan volatile matter suatu biobriket maka semakin mudah biobriket tersebut terbakar, sehingga laju pembakaran semakin cepat.
b.      Kandungan nilai karbon
Kandngan nilai karbon yang tinggi pada suatu briket saat terjadinya proses pebakaran briobriket akan mempengaruhi pencapaian temperatur yang tinggi pada biobriket, namun pencapaian suhu optimumnya cukup lama.
c.       Berat Jenis
Semakin besar berat jenis bahan bakr maka laju pembakaran akan semakin lama. Dengan demikian bibriket yang memiliki berat jenis yang besar memiliki laju pembakaran yang ebih lama dan nilai kalor lebih tinggi dibandingkan dengan biobriet yang memiliki berat jenis yang lebih rendah. Makin tinggi berat jenis biobriket semakin tinggi pula nilai kalor yang diperolehnya.
Penggunaan biobrike untuk kebutuhan sehari-hari sebaiknya dugunakan biobriket dengan tingkat polusinya paling rendah dan pencapaian suhu maksimal paling cepat. Dengan kata lain briket yang baik untuk keperluan rumah tangga adalah briket yang tingkat polutannya rendah pencapaian suhu maksimalnya paling cepat dan mudah terbakar pada saat penyalaannya.

3.       Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran briket sampah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran bahan bakar padat
a.         Ukuran partikel
Salah satu yang mempengaruhi pada proses pembakaran bahan bakar padat adalah ukuran partikel bahan bakar padat yang kecil. Dengan partikel yang lebih kecil ukurannya, maka suatu bahan bakar padat akan lebih cepat terbakar.
b.         Kecepatan aliran udara
Laju pembakaran biobrike akan naik dengan adanya kenaikan kecepatan aliran udara dan jenaikan temperatur
c.         Jenis bahan bakar
Jenis bahan bakar akan menentukan karakteristik bahan bakar. Karakter tersebut antara lain kandungan voatile matter (zat-zat yang mudah menguap) dan kandungan moisture (kadar air). semakin banyak kandungan volatile matter pada suatu bahan bakar padat maka akan semakin mudah bahan pakar padat tersebut untuk terbakar dan menyala.
d.        Temperatur udara pembakaran
Kenaikan temperatur udara pembakaran menyebabkan smakin pendeknya waktu pembakaran.

Manfaat Briket
Penggunaan briket sampah sebagai bahan bakar mempunyai banyak manfaat, dinataranya adalah:
1.      Menghemat penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan arang atau bahan bakar.
2.      Menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau as elpiji.
3.      Menjaga kebersihan peralatan memasak, brike sampah tidak akan mengotori peralatan masak ketika dipakai untuk memasak. Karena pembakaran bahan bakar ini tidak banyak mengeluarkan asap maupun jelaga. Apinyapun cenderung stabil menyala, jelaganya tidak hitam, tapi putih dan lebih mudah dibersihkan.
4.      Merubah sampah menjadi barang bernilai guna, misalnya serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah hasl hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.
5.      Meningkatkan pendapatan masyarakta bila pembuatan briket arang ini dikelola dengan baik untuk selanjutnya briket arang dijual. Bahan pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita.

Cara Membuat Briket Sampah
Bahan baku dan alat:
1.      Dedaunan, serasah, jerami kering, ranting-ranting, daun bambu
2.      Lem kanji secukupnya (1kg lem kanji:10kg bubuk arang)
3.      Alat cetak dari potongan bambu/ pipa PVC/ gelas aqua ukuran 5-8 cm
4.      Bilah kayu/ bambu sebakai alat tekan
5.      Drum minya atau drum bekas aspal
6.      Tong kecil/ tempayan tanah liat/ pasir sebagai alas bakar sampah

Cara pembuatan:
1.      Drum minyak atau drum bekas aspal dilubangi bagian atas dengan diameter kurang lebih 25 cm, namun pada bagian bawah dibuat terbuka, kemudian drum minyak/ drum bekas aspal diletakkan diatas pasir atau diatas tempayan tanah liat, hal ini bertujuan agar udara tidak bisa masuk.
2.      Setelah drum siap, masukkan dedaunan yang telah kering, lalu siram dengan sedikit minyak tanah dan dibakar. Api dan asap keluar dari lubang atas, menghalangi udara atau oksigen masuk. Dari bawah tertutup pasir. Selama pembakaran, dedaunan dimasukkan sedikit-sedikit agar pembakaran kontinyu, sambil diaduk dengan besi atau kayu. Bila sudah terisi sekitar separuh drum, biarkan api mengecil hingga padam, padamnya api menunjukkan bahwa daun sidah jdai arang.
3.      Untuk mengambil hasil pembakaran, gulingkan drum minyak/drum bekas aspal, kemudian siram dengan air, agar dedaunan yang membara tidak jadi abu.
4.      Sekarang kita telah memperoleh arang. Langkah selanjutnya adalah mencampur serbuk gergaji, koran, ampas kelapa, kuit kacang dsb.
5.      Tumbuk, agar tercampur merata. Tidak perlu terlalu halus. Maskkan adonan encer lem dari kanji. Satu sendok kanji diberi air panas mendidih.
6.      Siapkan cetakan dan masukkan adonan edalam citakan kemudian ditekan-tekan agar briket menjadi padat, jangan lupa untuk memberi lubang pada bagian tengah briket. Setelah padat, cetakan dilepas dan briket dijemur selama 2 hari sampa benar-benar kering. Setelah kering briket sampah siap digunakan.
Apabila tidak memiliki cetakan, adonan briket dapat dikepal-kepal dengan tangan dan dijemur.

Cara menggunakan Briket Sampah
Karena jumlah produksi briket sampah masi terbatas, penggunaan briket sampah sebagai bahan bakar pada rumah tangga belum banyak pemakaiannya serta masih kurangnya pengetahuan tentang bagaimana menggunakan briket sampah tersebut. Sebenarnya, cara menggunakan briket sampah cukup sederhana, bahkan bisa menyala pada tungku kecil.
1.      Dengan tungku batu bata
Siapkan susunan batu bata ukuran 10 x 5x 20 cm sebagai tungku arang, kemudian disemen dengan tanah liat atau tanah sawah. Satu sisi bawah diberi jarak 5 cm untuk alur udara masuk tungku.
Masukkan briket arang silinder. Sebelumnya bagian bawah dogores sebagai alur udara masuk. Bagian kosong pada tungkuarang diisi adonan arang yang masih basah agar semua tungku terisi penuh. Ukuran lubag tungku tengah untuk bioarang adalah 20 x20 x30 cm.
Setelah dapur briket sampah siap, segera dinyalakan dengan memasukkan serutan bambu yang suda menyala. Agar lebih mudah menyala, pertama siram sedikit minyak tanah. Api akan membara sepanjang saluran tengah, tanpa asap, tidak mengotori panci, suhu sangat tinggi, efisien karena dinding arang berfungsi sebagai isolator panas. Semua panas menuju bagian bawah panci.
Memadamkan kompor ini sangat mudah, cukup dengan menutup saluran udara masuk di bawah dengan debu abu atau pasir, udara tidak masuk dan atas ditutup dengan seng atau tegel. Selama proses pemadaman, panasya dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan briket yang masih basah agar mudah untuk menyalakannya.
2.      Degan tungku gerabah
Brike sampah diletakkan di lubang di ats tungku. Nyalaka briket sampah dari atas. Untuk menyalakan briket sampah bisa menggunakan secuil kertas atau kain. Satu kotak briket yang sudah terbakar dalam waktu cepat akan menular ke kotak briket yang lainnya.
Tungku untuk ukuran rumah tangga, biasanya menggunakan ukuran kapasitas ½ kg dan 1 kg briket. Kekuatan menyala ½ kg briket berkisar 1,5 jam. Kapasitas tungku kecil ini bisa digunakan untuk memasak nasi, sayur dan gorengan lauk secarabergantian.

Semakin langka dan mahalnya minyak tana, serta tingginya harga gas elpiji, ditambha lagi rasa takut akibat pemberitaan kasus ledakan elpiji. Salah satu solusi pilihan alternatif bahan baar adalah briket sampah. Apapun alasannya, menggunakan apalagi membuat sendiri briket sampah jelas lebih menguntungkan. Selain lebih irit secara ekonomi, juga membantu mengurangi penumpukan sampah. Ini artinya, ikut menjaga kesebrsihan lingkungan.

Briket sampah terbuat dari limbah yang mudah diperoleh, tersedia dalam jumlah banyak dan harga sangat murah atau malah pada beberapa sampah terebut (daun dan ranting) bisa diperoleh secara gratis, serta pembuatannyapun relatif mudah.

1 komentar:

  1. bagus sekali... sangat inspiratif. tp mnungkin lebih menarik jika ditampilkan dengan gambar gambar proses pembuatannya . sukses selalu

    BalasHapus